5 Tipe Klien Yang Harus Anda Hindari

Kamis, 13 Maret 2014

print this page
send email
Pasti Anda pernah mendengar idiom, “klien adalah raja”. Memang, dalam setiap industri, klien, pembeli, pelanggan, konsumen dan semua pihak yang memakai dan membayar produk dan/atau jasa kita adalah titik fokus utama sebuah bisnis. Tanpa kehadiran mereka, tak peduli sebagus atau sesempurna apapun produk, jasa atau hasil karya yang kita hasilkan, hanya akan menjadi pembuktian kemampuan, namun tidak akan mendatangkan keuntungan finansial bagi kita.

Akan tetapi, bagaimana kalau klien yang kamu hadapi lebih tepat disebut “raja lalim”, yang hanya membuang-buang waktu dan tenagamu untuk selisih pendapat dan revisi tak berujung? Beberapa klien bisa menjadi siksaan yang sangat berat bagi seorang designer grafis. Padahal, agar sebuah proyek design dapat berjalan dengan sukses, diperlukan upaya bersama dan kerja sama. Jika salah satu pihak tidak menjalankan perannya dengan baik, maka seluruh proyek hanya akan berakhir sia-sia.

Nah, satu hal yang perlu sribuddy ketahui adalah, menjalankan bisnis layaknya bertempur di medan perang: perlu strategi. Dan, salah satu strategi yang harus kamu kuasai adalah, mengetahui dengan siapa kamu berhadapan. Maka, sebelum kamu memutuskan untuk mengambil sebuah proyek, cari tahu dulu kebiasaan klien-mu, dan pastikan ia tidak memiliki satu dari lima karakter berikut ini.

1. Si “Tahu Segalanya”
Beberapa klien memiliki kecenderungan untuk bersikap “terlalu pintar” dan “tahu segalanya” di depan designer. Mereka memperlakukanmu seperti boss killer, yang memberikan instruksi serba ajaib, dan memaksamu untuk menuruti semua keinginannya, meskipun sebenernya pengetahuannya sendiri akan dunia design hanya selebar daun kelor.

Klien yang seperti ini berpotensi untuk merusak bakat dan kemampuan kamu, sebagai seorang designer grafis. Tidak ada designer yang ingin menjadi boneka dalam sebuah proyek design yang ia garap.

Memang, memberikan saran dan masukan adalah hak prerogatif setiap klien, namun kalau semua tindakan dikomentari dan harus direvisi, ujung-ujungnya akan menghambat proses penyelesaian proyek desain kan? Jadi, lebih baik sribuddy menghindari klien seperti ini, yang hanya akan membuang-buang waktu dan tenagamu saja.

2. Si “Tak Mau Tahu”
Berbanding terbalik dengan kriteria sebelumnya, klien yang satu ini justru tidak mau ambil pusing dengan proyek design yang kamu kerjakan. Dalam sebagian besar proyek, keterlibatan klien sangat penting, karena ujung-ujungnya hal yang paling penting adalah kepuasan si klien itu sendiri.

Tetapi, jangan harap kamu akan mendapatkan kritik, masukan atau bahkan sekedar opini dari klien yang satu ini, karena ia tidak peduli seperti apa warna yang kamu gunakan, atau jenis font yang kamu pakai. Mereka hanya tahu beres, datang pada tanggal batas waktu untuk mengumpulkan file-file proyek. Baguslah kalau memang hasilnya sesuai dengan keinginannya. Nah, kalau tidak sesuai? Kamu harus merombak ulang semua konsep, dan mengerjakan semuanya dari nol. Oleh karena itu, sebaiknya kamu menghindari jenis klien ini, terkecuali jika kamu yakin betul telah memahami apa yang ia inginkan.

3. Si “Banyak Maunya”
Beberapa klien bisa sangat cerewet, dan komplain mengenai ini dan itu, sampai-sampai menghabiskan banyak sekali waktu berharga, yang sebenarnya bisa kamu manfaatkan untuk mengerjakan proyek-proyek lainnya.

Memang, revisi design sudah menjadi makanan sehari-hari designer. Memang tidak mudah untuk langsung mendapatkan persetujuan, tak peduli sudah seberapa lama kamu mengenali keinginan si klien, karena toh kembali lagi, kalian adalah dua pribadi yang berbeda, dengan keinginan dan harapan yang berbeda pula.

Namun, lain cerita kalau setiap detail remeh saja ia komentari, dan minta revisi. Kalau begini sih, klienmu sudah masuk kategori “banyak maunya”. Lebih baik, hindari saja klien jenis ini, karena hanya akan membuang-buang waktu dan tenagamu dengan sia-sia.

klien yang mau sekarang juga

4. Si “Mau Sekarang Juga”
Akan ada saatnya kamu bertemu dengan klien yang hobi memburumu, sampai-sampai kamu merasa seperti seorang pengantar makanan siap saji dengan kewajiban waktu ekstra ketat. Mereka cenderung menganggap remeh konsep kerja design yang butuh waktu cukup lama untuk menentukan konsep yang sesuai, riset hingga eksekusi dan penyelesaian. Maka, daripada kamu makan hati sendiri dan hasil yang kamu hasilkan tidak maksimal, lebih baik hindari klien seperti ini.

5. Si “Mr. Perhitungan”
Terakhir, ada pula klien yang berambisi mencari harga termurah setiap kali mendekati seorang designer grafis. Jika sudah begini, tidak saja mereka mengurangi jumlah uang yang akan kamu terima, mereka juga berpotensi merusak harga jual kamu sebagai seorang designer grafis. Jadi, kalau kamu tidak ingin menurunkan standar designmu, lebih baik hindari klien jenis ini, yang jelas-jelas tidak menghargai pekerjaanmu.


Pasti Anda pernah mendengar idiom, “klien adalah raja”. Memang, dalam setiap industri, klien, pembeli, pelanggan, konsumen dan semua pihak yang memakai dan membayar produk dan/atau jasa kita adalah titik fokus utama sebuah bisnis. Tanpa kehadiran mereka, tak peduli sebagus atau sesempurna apapun produk, jasa atau hasil karya yang kita hasilkan, hanya akan menjadi pembuktian kemampuan, namun tidak akan mendatangkan keuntungan finansial bagi kita.
Akan tetapi, bagaimana kalau klien yang kamu hadapi lebih tepat disebut “raja lalim”, yang hanya membuang-buang waktu dan tenagamu untuk selisih pendapat dan revisi tak berujung? Beberapa klien bisa menjadi siksaan yang sangat berat bagi seorang designer grafis. Padahal, agar sebuah proyek design dapat berjalan dengan sukses, diperlukan upaya bersama dan kerja sama. Jika salah satu pihak tidak menjalankan perannya dengan baik, maka seluruh proyek hanya akan berakhir sia-sia.
Nah, satu hal yang perlu sribuddy ketahui adalah, menjalankan bisnis layaknya bertempur di medan perang: perlu strategi. Dan, salah satu strategi yang harus kamu kuasai adalah, mengetahui dengan siapa kamu berhadapan. Maka, sebelum kamu memutuskan untuk mengambil sebuah proyek, cari tahu dulu kebiasaan klien-mu, dan pastikan ia tidak memiliki satu dari lima karakter berikut ini.
1. Si “Tahu Segalanya”
Beberapa klien memiliki kecenderungan untuk bersikap “terlalu pintar” dan “tahu segalanya” di depan designer. Mereka memperlakukanmu seperti boss killer, yang memberikan instruksi serba ajaib, dan memaksamu untuk menuruti semua keinginannya, meskipun sebenernya pengetahuannya sendiri akan dunia design hanya selebar daun kelor.
Klien yang seperti ini berpotensi untuk merusak bakat dan kemampuan kamu, sebagai seorang designer grafis. Tidak ada designer yang ingin menjadi boneka dalam sebuah proyek design yang ia garap.
Memang, memberikan saran dan masukan adalah hak prerogatif setiap klien, namun kalau semua tindakan dikomentari dan harus direvisi, ujung-ujungnya akan menghambat proses penyelesaian proyek desain kan? Jadi, lebih baik sribuddy menghindari klien seperti ini, yang hanya akan membuang-buang waktu dan tenagamu saja.
- See more at: http://blog.sribu.com/2011/11/30/5-klien-harus-anda-hindari/#comment-1284166295
Pasti Anda pernah mendengar idiom, “klien adalah raja”. Memang, dalam setiap industri, klien, pembeli, pelanggan, konsumen dan semua pihak yang memakai dan membayar produk dan/atau jasa kita adalah titik fokus utama sebuah bisnis. Tanpa kehadiran mereka, tak peduli sebagus atau sesempurna apapun produk, jasa atau hasil karya yang kita hasilkan, hanya akan menjadi pembuktian kemampuan, namun tidak akan mendatangkan keuntungan finansial bagi kita.
Akan tetapi, bagaimana kalau klien yang kamu hadapi lebih tepat disebut “raja lalim”, yang hanya membuang-buang waktu dan tenagamu untuk selisih pendapat dan revisi tak berujung? Beberapa klien bisa menjadi siksaan yang sangat berat bagi seorang designer grafis. Padahal, agar sebuah proyek design dapat berjalan dengan sukses, diperlukan upaya bersama dan kerja sama. Jika salah satu pihak tidak menjalankan perannya dengan baik, maka seluruh proyek hanya akan berakhir sia-sia.
Nah, satu hal yang perlu sribuddy ketahui adalah, menjalankan bisnis layaknya bertempur di medan perang: perlu strategi. Dan, salah satu strategi yang harus kamu kuasai adalah, mengetahui dengan siapa kamu berhadapan. Maka, sebelum kamu memutuskan untuk mengambil sebuah proyek, cari tahu dulu kebiasaan klien-mu, dan pastikan ia tidak memiliki satu dari lima karakter berikut ini.
1. Si “Tahu Segalanya”
Beberapa klien memiliki kecenderungan untuk bersikap “terlalu pintar” dan “tahu segalanya” di depan designer. Mereka memperlakukanmu seperti boss killer, yang memberikan instruksi serba ajaib, dan memaksamu untuk menuruti semua keinginannya, meskipun sebenernya pengetahuannya sendiri akan dunia design hanya selebar daun kelor.
Klien yang seperti ini berpotensi untuk merusak bakat dan kemampuan kamu, sebagai seorang designer grafis. Tidak ada designer yang ingin menjadi boneka dalam sebuah proyek design yang ia garap.
Memang, memberikan saran dan masukan adalah hak prerogatif setiap klien, namun kalau semua tindakan dikomentari dan harus direvisi, ujung-ujungnya akan menghambat proses penyelesaian proyek desain kan? Jadi, lebih baik sribuddy menghindari klien seperti ini, yang hanya akan membuang-buang waktu dan tenagamu saja.
- See more at: http://blog.sribu.com/2011/11/30/5-klien-harus-anda-hindari/#comment-1284166295
Pasti Anda pernah mendengar idiom, “klien adalah raja”. Memang, dalam setiap industri, klien, pembeli, pelanggan, konsumen dan semua pihak yang memakai dan membayar produk dan/atau jasa kita adalah titik fokus utama sebuah bisnis. Tanpa kehadiran mereka, tak peduli sebagus atau sesempurna apapun produk, jasa atau hasil karya yang kita hasilkan, hanya akan menjadi pembuktian kemampuan, namun tidak akan mendatangkan keuntungan finansial bagi kita.
Akan tetapi, bagaimana kalau klien yang kamu hadapi lebih tepat disebut “raja lalim”, yang hanya membuang-buang waktu dan tenagamu untuk selisih pendapat dan revisi tak berujung? Beberapa klien bisa menjadi siksaan yang sangat berat bagi seorang designer grafis. Padahal, agar sebuah proyek design dapat berjalan dengan sukses, diperlukan upaya bersama dan kerja sama. Jika salah satu pihak tidak menjalankan perannya dengan baik, maka seluruh proyek hanya akan berakhir sia-sia.
Nah, satu hal yang perlu sribuddy ketahui adalah, menjalankan bisnis layaknya bertempur di medan perang: perlu strategi. Dan, salah satu strategi yang harus kamu kuasai adalah, mengetahui dengan siapa kamu berhadapan. Maka, sebelum kamu memutuskan untuk mengambil sebuah proyek, cari tahu dulu kebiasaan klien-mu, dan pastikan ia tidak memiliki satu dari lima karakter berikut ini.
1. Si “Tahu Segalanya”
Beberapa klien memiliki kecenderungan untuk bersikap “terlalu pintar” dan “tahu segalanya” di depan designer. Mereka memperlakukanmu seperti boss killer, yang memberikan instruksi serba ajaib, dan memaksamu untuk menuruti semua keinginannya, meskipun sebenernya pengetahuannya sendiri akan dunia design hanya selebar daun kelor.
Klien yang seperti ini berpotensi untuk merusak bakat dan kemampuan kamu, sebagai seorang designer grafis. Tidak ada designer yang ingin menjadi boneka dalam sebuah proyek design yang ia garap.
Memang, memberikan saran dan masukan adalah hak prerogatif setiap klien, namun kalau semua tindakan dikomentari dan harus direvisi, ujung-ujungnya akan menghambat proses penyelesaian proyek desain kan? Jadi, lebih baik sribuddy menghindari klien seperti ini, yang hanya akan membuang-buang waktu dan tenagamu saja.
klien yang tidak mau tahu
2. Si “Tak Mau Tahu”
Berbanding terbalik dengan kriteria sebelumnya, klien yang satu ini justru tidak mau ambil pusing dengan proyek design yang kamu kerjakan. Dalam sebagian besar proyek, keterlibatan klien sangat penting, karena ujung-ujungnya hal yang paling penting adalah kepuasan si klien itu sendiri.
Tetapi, jangan harap kamu akan mendapatkan kritik, masukan atau bahkan sekedar opini dari klien yang satu ini, karena ia tidak peduli seperti apa warna yang kamu gunakan, atau jenis font yang kamu pakai. Mereka hanya tahu beres, datang pada tanggal batas waktu untuk mengumpulkan file-file proyek. Baguslah kalau memang hasilnya sesuai dengan keinginannya. Nah, kalau tidak sesuai? Kamu harus merombak ulang semua konsep, dan mengerjakan semuanya dari nol. Oleh karena itu, sebaiknya kamu menghindari jenis klien ini, terkecuali jika kamu yakin betul telah memahami apa yang ia inginkan.
3. Si “Banyak Maunya”
Beberapa klien bisa sangat cerewet, dan komplain mengenai ini dan itu, sampai-sampai menghabiskan banyak sekali waktu berharga, yang sebenarnya bisa kamu manfaatkan untuk mengerjakan proyek-proyek lainnya.
Memang, revisi design sudah menjadi makanan sehari-hari designer. Memang tidak mudah untuk langsung mendapatkan persetujuan, tak peduli sudah seberapa lama kamu mengenali keinginan si klien, karena toh kembali lagi, kalian adalah dua pribadi yang berbeda, dengan keinginan dan harapan yang berbeda pula.
Namun, lain cerita kalau setiap detail remeh saja ia komentari, dan minta revisi. Kalau begini sih, klienmu sudah masuk kategori “banyak maunya”. Lebih baik, hindari saja klien jenis ini, karena hanya akan membuang-buang waktu dan tenagamu dengan sia-sia.
klien yang mau sekarang juga
4. Si “Mau Sekarang Juga”
Akan ada saatnya kamu bertemu dengan klien yang hobi memburumu, sampai-sampai kamu merasa seperti seorang pengantar makanan siap saji dengan kewajiban waktu ekstra ketat. Mereka cenderung menganggap remeh konsep kerja design yang butuh waktu cukup lama untuk menentukan konsep yang sesuai, riset hingga eksekusi dan penyelesaian. Maka, daripada kamu makan hati sendiri dan hasil yang kamu hasilkan tidak maksimal, lebih baik hindari klien seperti ini.
5. Si “Mr. Perhitungan”
Terakhir, ada pula klien yang berambisi mencari harga termurah setiap kali mendekati seorang designer grafis. Jika sudah begini, tidak saja mereka mengurangi jumlah uang yang akan kamu terima, mereka juga berpotensi merusak harga jual kamu sebagai seorang designer grafis. Jadi, kalau kamu tidak ingin menurunkan standar designmu, lebih baik hindari klien jenis ini, yang jelas-jelas tidak menghargai pekerjaanmu.
Wah, susah sekali ya ternyata menemukan klien yang ideal. Jadi, harus cari klien ke mana lagi dong?
- See more at: http://blog.sribu.com/2011/11/30/5-klien-harus-anda-hindari/#comment-1284166295

0 komentar:

Posting Komentar